<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5669884687860723271\x26blogName\x3d.\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://afandyna.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3dsq_AL\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://afandyna.blogspot.com/\x26vt\x3d6272397642456612866', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

.


NgEcUuUuUur

e mërkurë, 27 qershor 2007
Nginep di rumah temen Mesir……
Kata orang : Mesir terkenal dengan Takrim Dhuyufnya yang tinggi.
Maca ciiiih???.......Awalnya gw cuek aja, tapi ternyata gw membuktikan kata2 itu, masyaAllah mereka memang betul2 menyervis tamu dengan sangat baik.
Bukan hanya makanan saja yang diberikan, tapi sapaan yang sangat menenangkan hati pun mereka ungkapkan dengan berkali2 (nawwartina), sampai2 nggak enak sendiri dan malu.
Gw nginep 2 hari, udeh kaya ratu, nggak boleh ngapa2in bahkan jajanpun gw dibayarin-padahal udeh nyiapin-, yang enaknya gw dikenalin sama sanak familynya and disambut dengan hangat, dengan ciuman pipi 4 kali bolak balik dan pujian2 yang membuat gw ngerasa kaya turis beneran…oh Tuhaaaaaaaaaaan, nggak kuattttttttttttttttttt

Tapi sikap mereka juga membuat gw nggak nyaman seh!, diantaranya kekenyangan, kecapean and nggak bisa pulang, coz diajak muter2 and pasti disuruh makan, kalau nggak dimakan mereka marah!..padahal sekarang ini gw sedang usaha mati2an ngurusin badan biar langsing sampai akhirnya gw bohong aja, kalau gw nggak biasa makan makanan mereka- padahal gw suka juga-.
Yang akhirnya gw bosen deh tinggal di sana-memang sih salah gw!....gw janji balik hari selalsa, tapi senin siang gw pengen pulang, mereka melarang gw sampai2 mulut gw pegel cari2 alasan. Bodo amat ah gw bohong yang penting gw bisa pulang and bisa tidur tenang di kamar gw- kangen sama partner kamar-hahahahahahahahaha……padahal gw berusaha keras untuk tidak mau berbohong.
Ya udeh gw rapihin aja barang2 gw and gw rapih2. terus pas gw keluar kamar gw salaman saja langsung sama mereka. And mereka akhirnya nerima juga and memaksa gw harus datang lagi ke rumahnya.
Gw bilang aja InsyaAllah kalau ada waktu –seolah2 sibuk-, padahal nggak ngapa2in di rumah……
hehehehehehehehe

Emërtimet:

Singa podium, gampang kok!....

Banyak orang pandai bicara tapi tidak ada intisarinya, bicara ngalor ngidul tidak ada kesimpulannya, kenapa?.......
Tentunya banyak factor penyebab yang kadang tidak diperhatikan oleh khatib tersebut, menurutnya berpidato adalah sebuah profesi yang hanya membutuhkan keahlian berbicara saja, kalau sudah bicara ya….bisa luluslah menjadi seorang khatib.
Untuk menjadi seorang khatib yang berpotensi, haruslah terlebih dahulu membekali diri dengan beberapa teori dakwah yang penulis rasa sangat penting untuk dipelajarai.


Langkah Persiapan
Tentukan tema (menarik, aktual dan sesuai)
Perhatikan audiens atau obyek pidato (usia, ras, agama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pemukiman dll)
Perhatikan munasabah pidato (dalam rangka acara apa)
Buatlah kerangka/out line
Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami
Latihan secukupnya
Kuatkan mental

Saat Berpidato
Mulailah dengan pembukaan ringan yang ringkas
Kata-kata pertama sangat menentukan. Pilihlah lead awal yang benar-benar menarik dan penuh kejutan
Membicarakan poin-poin dengan jelas dan alur yang runtut
Tutup dengan kesimpulan yang tidak menggurui
Jangan lupa minta maaf dan berterima kasih

Perhatikan Hal-hal: Berikut
Datang ke tempat acara lebih cepat
Tinggi rendah suara
Gerakan tangan dan badan secukupnya
Pandangan mata yang merata dan bersahabat
Selingi dengan cerita menarik
Mengutip kata-kata bijak
Bila harus membaca teks
Bila mengakhiri dengan doa

Mengatur tinggi rendah suara
Mengetahui kemampuan suara dan turun naik nafas
Tahu saat meninggikan suara
Meninggikan suara secukupnya
Tahu saat merendahkan suara
Tidak terlalu kecil dan membosankan audiens
Bervariasi

Bersemangat boleh
Tapi…
Jangan berlebihan dan perkirakan berbagai kemungkinan

Selingan Cerita
Menarik audiens
Dibawakan dengan gerak tubuh secukupnya
Intonasi suara yang pas
Berhubungan dengan tema
Mudah dipahami

Bila harus membaca teks ( bagi pemula)
Font tulisan jelas dan mudah dibaca
Menghafal pokok-pokok isi teks
Melihat teks sesekali saja
Nggak nyuekin audiens dengan sibuk membaca teks dari awal sampai akhir
Turunkan teks, atau letakkan di atas mimbar, sesekali meraihnya lagi
Jangan grogi bila ada kesalahan


Mengabadikan ekspresi diri
Tape Recorder
Handycam
Tustel/Kamera Digital

Setelah Berpidato
Evaluasi (gaya bicara, intonasi suara, gerak tubuh, tema dll)
Jangan terbang oleh pujian
Jangan patah arang karena kritikan
Catatlah evaluasimu juga masukan dari orang-orang di sekelilingmu

Bekal-bekal umum
Jangan bosan membaca
Perhatikan gaya orang-orang keren saat mereka bicara dan berpidato
Latihan dan terus latihan
Mintalah orang tua, guru, saudara dan temen-temenmu untuk memberi masukan
Jangan mudah patah semangat
Dan… ikhlaskan niat

Apapun teorinya, kuncinya tetap satu : Mencoba!!!!!

Emërtimet:

Kebersamaan

e hënë, 25 qershor 2007
Ya ashabii!....
Syabbahtukum bi Asysyamsyi laqitukum adfaa
Syabbahtukum bi Alqamari laqitukum ahlaa
Syabbahtukum biruuhy laqitukum aghlaa
kebahagiaanku ada pada kebersamaan..............












Emërtimet:

Membina Kekompakan Anggota

Upaya Mewujudkan Harmonisasi berorganisasi

Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang yang berjualan demi mendapatkan sesuatu perkumpulan. Hal ini juga senada dengan apa yang diterjemahkan oleh orang Jepang tentang definisi organisasi tersebut yaitu sebuah wadah gabungan dari berbagai kekuatan untuk mewujudkan kekuatan yang lebih hebat dalam mencapai tujuan tertentu.

Adalah sebuah terjemahan yang sangat pleksibel namun bisa dikatakan sulit untuk merealisasikan tujuan akhirnya yaitu mendapatkan sesuatu perkumpulan yang kuat, kompak dan harmonis.
Keharmonisan dalam organisasi itu memang sangat sulit untuk diwujudkan ,yang terkadang hanya disebabkan oleh sebuah perbedaan, padahal sebuah perbedaan bisa dijadikan sebagai sumber persatuan jika dikemas dengan kekompakan. Banyak kegagalan yang dijumpai dalam sebuah organisasi yang faktor utamanya adalah tidak adanya kekompakan dalam tubuh organisasi tersebut..
Namun juga bukanlah hal yang mudah dalam membina kekompakan ini, perlu adanya usaha keras yang cukup memakan banyak tenaga dan pikiran, karena rambut boleh sama tetapi ide tetap berbeda.
Dalam kesempatan kali ini saya menawarkan beberapa langkah dalam upaya membina kekompakan anggota, terlepas apakah para pembaca setuju dengan saya atau tidak, tapi ini adalah sebuah teori yang sudah banyak diaflikasikan dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
1. Persamaan visi misi
Dalam organiasasi sangatlah diperlukan adanya visi dan misi yang jelas, sehingga anggota dengan sendirinya akan dipersatukan oleh visi dan misi itu sendiri, bagaimanapun juga visi dan misi dalam sebuah organisasi adalah pondasi utama yang sangat menentukan kelanggengan organisasi di masa yang akan datang. Jika dalam individu anggota sudah memilki visi misi yang sama, maka akan sangat mudah untuk dipersatukannya. Harun Nasuton sendiri mengatakan “persamaan darah tidak menjamin sebuah persatuan, namun persamaan visi dan misilah yang menyatukan kita”.
2. fair dan saling percaya
Keterbukaan dan saling mempercayai sesama anggota sangatlah mungkin untuk membentuk kekompakan anggota, karena seringkali keretakan anggota terjadi hanya karena misunderstanding, tidak ada kejelasan yang pasti dalam menerima sebuah informasi atau dalam menyelesaikan seuah konflik yang akhirnya selalu menimbulkan kecurigaan sesama anggota.
3. Kerjasama, komunikasi dan konflik
Keharmonisan dalam berorganisasi tentunya sangat erat ketergantungannya dengan jiwa kerjasama, komunikasi dan konflik. Segalanya memang perlu pembiasaan, jika ingin memiiki anggota yang kompak, maka asas bekerjasama harus terus dibakar dalam tiap individu anggota, jangan pernah melihat kadar berat ringannya perbuatan tersebut, karena bagaimanapun juga dalam kehidupan berorganisasi segalanya harus dipikul bersama, meskipun sejatinya perkara tersebut bisa dilaksanakan sendiri.
Komunikasi sesama anggota juga sangat dibutuhkan, jiwa kebersaaan akan tumbuh subur dalam individu anggota jika komunikasai terus berjalan, meskipun hanya sekadar say hello!. Juga dalam memandang konflik biasanya semua orang selalu memakai kacamata negative, seolah-olah dalam konflik itu tidak akan menghasilkan sisi positif, padahal jika para anggota terlebih lagi pemimpinnya mampu mengemas konfik itu dengan kemasan yang baik, maka konflik tersebut bukan akan mendatangkan keretakan, namun sebaliknya ; mempererat persatuan dan membina kekompakan, sebagaimana konflik yang biasa terjadi dalam percintaan, jika pandai mengemasnya, maka konfik itu laksana bumbu-bumbu penyedap cinta, bukanlah kerikil-kerikil penghambat cinta.
4. Dukungan dan Ikatan hati
Kekompakan anggota akan efektif jika sesama mereka memiliki ikatan hati yang kuat, satu sama lain saling menghormati, menasihati dan berjuang bersama demi kemajuan organisasinya. Namun apa yang akan terjadi jika sesama anggota saling menghina dan menjatuhkan, jangankan kekompakan, persatuanpun rasanya akan sulit untuk digalang bersama. Ikatan hati yang kuat sesama anggota akan sangat mudah mencapai kemajuan.
Dukungan dari setiap anggota juga sangat berpengaruh, karena dalam oragnisasi juga bisa dianalogikan seperti sebuah bangunan semuanya harus saling menguatkan dan mendukung, Jika ada satu tiang yang roboh, maka bangunan tersebut tidak akan bisa berdri tegak sebagaimana idealnya sebuah bangunan yang kokoh. Tak ubahnya dengan organisai, segala pihak saling terkait. Dan ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh bangsa Jepang mengenai definisi organisasi.
5. kepemimpinan yang layak
Point yang saya letakkan pada posisi terakhir, bukanlah untuk meremehkan, namun untuk lebih mengutamakan, saya memakai teori pyramid terbalik, semakin kebawah semakin meruncing alias semakin urgen.
Orang tua adalah cermin anak di masa yang akan datang, begitu juga pemimpin adalah cermin anggotanya di masa yang akan datang. Dengan steatmen seperti ini sudah jelas tentunya bahwa kekompakan anggota juga bisa dipupuk dari kepriadian sang pemimpinnya, jika sang pemimpin memiliki jiwa social yang tinggi, komunikatif, agresif dan progresif maka kekompakan anggota akan sangat mudah dibina.
Jika para pembaca mencermati dari semua poin yang telah saya jelaskan satu persatu, maka akan sangat jelas bahwa semuanya kembali lagi kepada pemimpinnya. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki strategi yang ampuh demi mewujudkan kekompakan anggotanya, bagaimana caranya agar semua anggota bisa memiliki satu visi dan misi, bagaimana caranya agar anggota saling percaya, saling mendukung dan memiliki ikatan hati yang kuat.
Menurut saya di antara karakter pemimpin yang ideal itu adalah pemimpin yang peka dengan keadaan anggota, selalu memberikan motifasi dan inisiator (banyak ide-ide baru).
Dengan adanya tuntutan ini, Penulis tidak bermaksud menghantui para pemimpin, namun ingin mengajak para pemimpin BUMBATA (buka mata buka telinga) dan untuk lebih jeli dalam membina kekompakan anggotanya. Karena kesuksesan dan kaberkahan itu berada dalam kekompakan dan persatuan.

Emërtimet:

Panduan simple buat master of ceremony

(coret-coretan waktu kursus mc di indonesia 2002-2003)

Menjadi pewara (pembawa acara) bisa dikatakan gampang2 susah and susah2 gampang, apalagi bagi orang yang hanya melihat dan mendengar saja, so pasti dia akan mengatakan kalau pewara ya…begitu2 aja, nggak ada yang istimewa, tapi sebenarnya mereka juga akan cuap-cuap jika dalam sebuah acara ada pewara yang gagap atau lupa dan atau sebaliknya ada pewara yang bagus suara dan bahasanya.
padahal jika dunia pewara ini ditekuni maka kesusahannya akan mulai terasa and ternyata susah juga, terlebih lagi jika langsung praktek, wow tegang bangat jell!...tapi kalau sudah terbiasa maka akan enjoy and bisa2 malah ketagihan.
Intinya segala seuatu pasti akan ada teori and ilmunya agar hasilnya lebih perpect.
Buat kamu2 yang seneng dunia pewara and mau belajar menjadi seorang pewara, kamu bisa baca tulisan ini sampai selesai, semoga saja bisa memberi masukan baru and insyaAllah akan bermanfaat.
Simak baik2 ya!.......

­­­­­­­­­­­­Criteria pewara
Pewara bisa diartikan " seorang yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan jalannya suatu acara sejak perencanaan sampai pelaksanaan dengan mengacu pada aturan-aturan yang berlaku" atau juga bisa diartikan sebagai " pengatur tertibnya acara dan menghantarkan acara dengan baik kepada audience", dengan demikian maka seorang pewara harus memiiki criteria sebagai berikut :

Memiliki bakat yang memadai
Untuk menjadi seorang pewara yang baik haruslah memilki bakat, hal ini mengacu pada teori bahwa sifat-sifat dan watak manusia yang menjadi pewara dipengaruhi oleh warisan biologis yang terdiri dari 3 macam ; behaviour, intelligence dan natural ability.
Namun tidak berarti menutup kesempatan bagi yang tidak berbakat untuk menjadi seorang pewara.
Karena menurut Thomas Alfa Adison bakat hanyalah 1 % dan 99 % adalah keringat, so usaha juga penting agar bisa mengembangkan bakat.

kepercyaan diri
Profesi apapun yang ingin anda tekuni haruslah dilandasi dengan kepercayaan diri, apalagi sebagai seorang pewara.
Agar mampu menguasai masa dan mempengaruhinya maka kepercayaan dirilah yang akan menolong anda!!!

Pandai beradaptasi
Pewara yang hebat adalah pewara yang mampu beradaptasi dengan lingkungan audience dan tidak merasa asing.
Karena sikapnya yang asing justru akan merusak image pewara dihadapan audience. so freinsdship gitcu loh!!!

Etika yang baik
Kepribadian yang baik dengan memperhatikan setiap tindak atau perilaku dan sopan santun mewarnai kehidupan dan aktifitas kita.
Pancaran kepribadian yang baik dari sorang pewara akan menguntungkan dirinya sendiri karena menimbulkan rasa kagum, diterima keberadaannya dan dijadikan tauladan, jadi dipanggil lagi dech!

Kemampuan olah suara yang baik
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pewara untuk memiliki vocal/suara yang baik (suara mikrofonis atau berkarakter) adalah :
. melatih vocal dengan tekhnik beragam
. memiliki intonsi yang baik dengan membedakan intonasi datar, intonasi monoton dan intonasi variatif dengan memperhatikan pengaturan tempo yang baik.
artikulasi yang baik agar suara yang dikeluarkan terdengar mengandung arti bagi pendengar.
Suara yang dikeluarkan mampu menjiwai isi atau makna dari kata atau kalimat yang diutarakan.

Penguasaan bahasa yang baik dan benar
Setiap pewara dituntut mampu mengucapkan setiap kata dan kalimat dari bahsa manapun dengan baik dan benar, hal ini bisa dicapai dengan banyak membaca, mendengarkan, memperhatikan dan mengucapkan. Bahasa yang digunakan oleh pewara adalah bahasa komunikatif, praktis dan efisien.

Memilki wawasan dan pengetahuan yang luas

Untuk memiliki pengetahuan yang luas, pewara haruslah memiliki dasar pendidikan yang khusus maupun yang umum, antara lain dengan mengikuti kursus, pelatihan, gemar membaca dan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.

Body language yang baik
Karena seorang pewara adalah sebagai pusat perhatian audience, maka sikap tubuh haruslah baik, di saat duduk, berdiri, menyampaikan acara dan berbicara, karena jika berlebihan khawatir pewara akan dijuluki pewara yang over acting


Kreatif dan penuh inisiatif serta mampu berfikir cepat dan tepat

Pewara harusah inisiatif dan kreatif, hal ini dibutuhkan agar seorang pewara tetap memperhatikan setiap perubahan yang terjadi dan tanggap akan segala kemungkinan yang terjadi di saat pewara melaksanakan tugasnya.

Sense of humor
Ketika acara berlangsung pewara dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi audience. Sikap riang yang memancar akan meluluhkan suasana yang kaku dan kurang bersahabat, oleh karena itu memiliki rasa humor adalah keharusan bagi seorang pewara, terlebih lagi di saat memandu acara hiburan, namum juga bukan berarti seorang pewara harus menjadi seorang pelawak karena humor yang berlebihan dan tidak pada tempatnya juga akan mengurangi kredibilitas pewara.

jenis acara :
acara resmi : acara yang diselenggarakan dengan berlandaskan peraturan-peraturan yang baku seperti :
- Upacara bendera
- Serah terima jabatan
- pengambilan sumpah
dan pelantikan
- dll
acara on official/pribadi/familiar yang lebih berkesan santai namun tetap membutuhkan persiapan yang matang untuk kelancaran setiap acara seperti :
- ACara pernikahan
- Acara seminar
- Acara pengajian dan arisan
- Acara hiburan
- dll




Rumus Nada
Demi mempermudah pewara dalam mengatur alih vocal dan nada suara sesuai dengan jenis acara, seorang pewara juga harus mengetahui rumus nada yang sudah dijadikan standar ideal dalam dunia pewara, rumus nada tersebut terangkum dala rumus nada Do Re Mi Fa Sol (kaya musik aja…..).
Nada Do Re…..untuk acara pengajian, pernikahan dan seminar
Nada Mi Fa…..untuk serah terima jabatan, pelantikan dan seminar
Nada Sol………untuk upacara bendera.
Nada Do Re Mi Fa Sol…….untuk acara hiburan

Persiapan penting sebelum melaksanakan tugas pewara
pastikan bahwa andalah yang bertanggung jawab memandu jalannya acara dengan baik.
kenali jenis acara yang anda pandu
koordinasikan dengan panitia atau protocol acara mengenai susunan acara dan petugasnya
usahakan melakukan gladi bersih.
usahakan menggunakan lembar susunan acara 1/4 kertas folio dan setu lembar berisi satu item acara, demi menghindari terjadinya pengulangan redaksi yang telah dibacakan atau menyampaikan acara yang sudah disampaikan.
mengenakan pakaian yang cocok dengan acara
hadir di tempat acara minimal satu jam sebelum acara dimulai.
cek kehadiran undangan dan petugas acara.
bersikap tenang dengan konsntrasi penuh.
kendalikan emosi dan berdoa.



Boat kamu2 semua met mempelajari and mempraktekan!...teori aje nggak cukup ngbekalin kamu untuk menjadi seorang pewara yang jitu!...so prakteknya juga!...kalau disuruh jadi Mc, terima aja!...buat pengalaman!..kesempatan tidak akan datang dua kali loch!

Emërtimet:

Wanita dan Acsesoris

Atas nama "keindahan", fisik wanita telah dieksploitasi sedemikian rupa. Hampir tak ada ruang publik yang di dalamnya tidak menonjolkan keindahan fisik (baca: aurat) kaum hawa. Televisi, internet, dan media cetak pun menjadi sarana yang sangat efektif untuk menebar pesonanya

Mendengar kata wanita tentu yang terlintas dalam angan kita semua adalah keindahan, kemesraan dan kelembutan, tetapi kita semua tidak menyadari bahwa wanita juga sebagai sumber malapetaka.
Wanita sangat senang dengan keindahan, sehingga dalam realitanya wanita sering menghias segala yang ada di sekelilingnya, dihadapannya bahkan yang lebih penting adalah sesuatu yang ada pada dirinya sendiri.

Sangatlah kuat hubungan wanita dengan acsesoris bahkan kehidupan wanita tidak akan bisa lepas dari acsesoris, kata acsesoris yang mencakup arti sangat luas ini meliputi acsesoris kepala seperti kerudung atau jilbab acsesoris tubuh seperti busana, acsesoris tangan dan jari seperti cincin dan gelang serta tidak kalah pentingnya acsesoris wajah seperti bedak, lipstick,pencil alis dan sedo, dan tentunya masih banyak lagi acsesoris lainnya baik yang langsung berhubungan dengan tubuh wanita ataupun yang berada di sekelilingnya.

Perkembangan acsesoris di dunia ini lebih diutamakan sasarannya untuk wanita, karena memang wanitalah yang lebih perhatian dengan hal-hal tersebut, bahkan wanita juga sering berlomba dan bersaing agar bisa tampil lebih cantik, lebih modis dan lebih modern. Maka disinilah mulai nampak sisi negative dari diri wanita, islam sendiri tidak pernah melarang wanita untuk berhias secantik mungkin tetapi sangatlah dilarang jika tujuannya adalah untuk berlomba mencari perhatian banyak masa. bahkan islam sendiri menganjurkan bagi para isteri untuk berhias diri dengan indah bila berada di depan suami, jangan malah sebaliknya bila berada di sisi suami ia nampak berantakan tetapi jika hendak go public ia bergegas memperhias diri seindah mungkin, ini sangatlah berdosa lebih-lebih jika diniatkan untuk berlomba memamerkan segala apa yang dimilikinya. Kita semua kurang menyadari bahwa indah itu bukan berarti harus cantik dan glamour dengan acsesoris, tetapi hakikat keindahan itu adalah sesuatu yang jika dipandang mata, dia tidak akan menyakiti mata dan tidak mengajak lisan untuk berkomentar yang bukan-bukan.

Wanita yang berlomba-lomba menggunakan perhiasan yang diharamkan hanya sekadar untuk menarik perhatian kepadanya, itu hanya merupakan sesuatu yang justru akan merusak akhlak dan harta serta menjadikan wanita sebagai barang hina yang diperjualbelikan dengan harga yang sangat murah. Wanita diseluruh dunia selalu saja berlomba dalam memamerkan segala acsesoris yang dimilikinya tanpa pernah memperhatikan dampak yang akan terjadi di sekelilingnya yang dominan bersifat negative. Di antara dampaknyanya adalah;

1. Rusaknya akhlak muda mudi khususnya mereka yang memang tidak mampu mencegah dirinya dari lembah perzinahan.
2. Memperdagangkan wanita sebagai sarana promosi untuk meningkatkan usaha perdagangan dan sebagainya.
3. Mencelakakan diri wanita sendiri, karena berhias itu menunjukkan niat jelek dari apa yang ia suguhkan untuk menggoda orang-orang jahat dan bodoh.
4.Tersebarnya penyakit, ini seperti sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam
(( لَمْ تَظْهَرِ الفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا )
"Tidaklah suatu perbuatan zina itu nampak pada suatu kaum hingga mereka mengumumkannya kecuali akan tersebar di antara mereka penyakit menular dan penyakit-penyakit lainnya yang belum pernah ada pada orang-orang dahulu"
5. Mempermudah mata melakukan maksiat, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Kedua mata zinanya adalah melihat.” Serta menyulitkan ketaatan ghadhul bashar (menundukkan pandangan) yang merupakan sesuatu yang lebih berbahaya dari ledakan bom atom dan gempa bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya.” (Q.S. Al-Isra’: 16))

Dalam hadits juga disebutkan
((إنَّ النَّاسَ إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ))“
Sesungguhnya manusia bila melihat kemunkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab.
Memang terkadang agak serba salah menjadi wanita jika tidak betul-betul mengetahui hakikat wanita,terlebih lagi bila dia berada di hadapan pria. Secara naluri tentunya wanita ingin selalu tampil menarik dihadapan lawan jenisnya agar terlihat lebih mempesona tetapi terkadang justru akan muncul penilalian yang negative dari seorang pria, tetapi terkadang juga malah wanita yang salah duga atas penilaian pria terhadap dirinya seolah-olah terkesan bahwa wanita itu adalah sesosok makhluk yang mudah geer ataupun terlalu sensitive,
Seperti jika dikatakan cantik maka dikira menggoda dan jika dibilang jelek maka disangka menghina, jika dikatakan ia perhiasan terindah dunia, ia bangga. Jika apapun perhiasan yang berharga itu layak ditutupi dan disembunyikan, ia setuju.Tetapi jika disuruh menutup perhiasan dan kecantikannya ia malah membangkang, dan anehnya jika dia dilecehkan oleh pria maka dia menyalahkan penuh kepada pria tanpa menengok kepada dirinya sendiri. Padahal semua itu tidak akan lahir jika wanita tidak pernah menampakkan keelokan tubuh yang dimilikinya.
Itulah wanita, memang tidak pernah konsekwen dengan apa yang telah diperbuatnya, dia memang sudah tercipta demikian dari asalnya yakni tulang rusuk yang bengkok dalam artian bahwa wanita sulit sekali lurus dalam prinsip hidupnya, tetapi ini bukan berarti bahwa wanita adalah makhluk yang bodoh dan tidak akan mampu menuju kepada jalan yang lurus, hanya saja memang wanita harus dibekali dengan ajaran-ajaran agama yang tentunya dapat membawanya kepada reformasi kepribadian menuju jalan yang lurus dan tentunya dengan cara yang baik dan lembut. Seperti mengajaknya menengok kembali kepada kisah-kisah kezuhudan isteri-isteri nabi dan putri-putrinya agar dapat mengambil hikmah darinya serta merealisasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa wanita tidak perlu berlomba-lomba mempercantik diri karena kecantikan itu bersifat duniawi yang akan punah dimakan masa.Ingatlah bahwa kecantikan yang berarti adalah kecantikan hati yang akan membawa kepada kedamaian di dunia dan akhirat.jika wanita terus berdandan maka harus siap menanggung malapetaka yang akan menimpanya, sekali lagi janganlah pernah menjadi wanita yang selalu menebar pesona tetapi tidak bertanggung jawab.

Emërtimet:

Kenapa anak-anak tidak mau sekolah?

Sebagai sebuah problematika orang tua adalah kemalasan anak untuk pergi kesekolahnya, bahkan tidak mau sekolah dan mempengaruhi teman-temannya untuk selalu kabur dari sekolah (bolos), penyakit ini jika tidak segera ditanggulangi akan terus mengakar dan menular serta sulit untuk ditanggulangi.
Hal ini tidak lahir begitu saja, tentunya banyak faktor yang mempengaruhi sehingga anak tidak mau ke sekolah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak malas ke sekolah dan sering bolos, di antaranya adalah :


Takut atau trauma dengan sesuatu
Penyebab dominan Anak-anak bolos dari sekolah adalah karena takut dengan gurunya atau ada teman yang merupakan musuhnya, Dia tidak mampu membela dirinya sendiri dan tidak berani mengadukannya kepada sekolah, atau juga anak takut menghadiri sebuah pelajaran yang dia merasa tidak mampu dalam mempelajarinya dan sebagainya.

Haus dengan perhatian
Kadang-kadang sifat aneh ini juga disebabkan karena kebutuhan pribadi anak yang dialami di rumahnya seperti diabaikan, tidak diperhatikan atau dikucilkan dari keluarganya dan sebegainya yang menyebabkannya lari dari sekolah dengan tujuan ingin diperhatikan oleh guru, teman dan orang tua. Dengan ini anak merasa bangga karena semua orang membicarakannya dan telah merasa diperhatikan.
Ketika itu anak tidak dapat memikirkan konsekwensi dari perbuatannya, yang dia lakukan karena semata-mata ingin mendapat perhatian saja.
Ya memang anak yang sudah menginjak usia remaja juga terkadang belum bisa memilih cara yang terbaik agar dia bisa diperhatikan.

Kekerasan orang tua
Keinginan orang tua terhadap anaknya sering tidak susuai dengan harapannya, terkadang metode yang diterapkannya kurang tepat dan bahkan salah, seperti sikap yang keras dari orang terhadap anaknya.
Anak-anak bisa kabur dan bolos dari sekolah inilah bukti konkrit dari itu semua, dia merasa bahwa dengan bolos inilah dia bisa membalas dendamnya kepada orangtua, karena dengan perbuatannya orang tua pasti akan merasa sedih dan sakit hati, si anak tidak memahami apa yang ada dibalik sikap kekerasan orang tuanya, tentunya tidak lain hanyalah kesuksesan dan keberuntungan.
Dengan ini kedua belah pihak sama-sama mendapatkan kerugian ; Anak tidak sukses sekolah dan orang tua juga gagal dalam mendidik anaknya.

Teman yang tidak baik
Mayoritas tingkah laku anak dan kepribadiannya dipengaruhi oleh factor teman, karena faktor teman kadang bisa lebih mendominasi dari pada peran orang tua.
Anak bisa bolos dari sekolah lantaran ajakan temannya yang mengatakan bahwa bolos itu merupakan refleksi dari ke-gantle-an dan kebebasan. Betapa indahnya bagi mereka yang bisa keluar dari sekolah pada jam belajar untuk menikmati indahnya alam dan cerahnya terbitan matahari.
Sikap anak-anak yang seperti ini akan sangat mudah ditiru oleh teman-temannya, adakalanya karena ingin menikmati hal yang sama, atau juga takut dibilang pengecut karena tidak berani bolos sekolah.

Upaya penanggulangannya
Likulli daa' dawa', setiap penyakit pasti ada obatnya. Steatmen inipun diamini oleh Imam Ghazali dengan mengatakan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya sendiri, dengan syarat harus diteliti terlebih dahulu jenis penyakitnya agar obatnya bisa disesuaikan, karena tidak ada satu obat paten untuk segala jenis penyakit.
Begitu juga dengan kemalasan anak ke sekolah, orang tua haruslah meneliti faktor penyebabnya agar dapat menyembuhkannya dengan cara yang tepat.
Di antara langkah-langkahnya sebagai berikut :

Mempelajari dan memahami kondisi anak
Untuk mengetahui sebab-sebab malasnya anak ke sekolah dan sering kabur dari sekolah tidak cukup hanya dengan menanyakan sebabnya. Maka kadang-kadang anak sudah pandai berdalih dengan apa saja dan berbohong agar perkara tersebut cepat selesai dan tidak dipermasalahkan lagi, namun kedua orang tua juga harus memahami kondisi psikologis anak.
Dengan demikian hendaklah kedua orang tua datang ke sekolah menanyakan kondisi anaknya di sekolah seperti apa, karena siapa tahu sekolah bisa mengetahui problem yang sedang dihadapi anak atau juga teman-temannya.
Menyikapi anak seperti ini haruslah dengan sikap lembut dan penuh kasih sayang agar anak berani menungkapkan yang sebenarnya alasan dia sering bolos dan atau melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik.

Bijaksana dan bertahap
Untuk menyembuhkan anak dari penyakit seperti ini sangatlah dibutuhkan kesabaran dan kebijaksanaan, jangan terburu-buru, khawatir akibatnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi dengan memberikan pemahaman kepada anak, bahwa apa yang telah dilakukannya di sekolah adalah tidak baik.
Dengan cara seperti ini saja terkadang anak belum bisa menerima dan langsung memahami namun memang butuh proses sampai anak betul-betul bisa memahami dan menilai segala yang dilakukannya.
Contohnya : Anak yang sering kabur dari sekolah dengan motif ingin mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan, sesungguhnya dia justru akan mendapatkan sesuatu yang sebaliknya.
Dengan bolos dia akan terus tertinggal di sekolah , sehingga butuh waktu yang lebih lama lagi untuk menyelesaikan sekolahnya, namun jika dia rajin dan patuh dengan peraturan sekolah, dia akan cepat mendapat kebebasan itu, karena sekolahnya cepat selesai.
Dengan demikian, janganlah kedua orang tua terlalu membelenggu kebebasan anak sehingga anak merasa dikekang, namun berikanlah kebebasan yang layak kepadanya.
Menghindari sikap kasar dan keras
Salah kaprah orang yang mengartikan kekerasan itu adalah cara yang paling ideal untuk memperbaiki anak, namun realitanya justru sebaliknya, sebgaiamana yang telah dijealskan di atas.
Terlebih lagi sesuatu yang berkaitan dengan sekolah janganlah sekali-kali memakai pendekatan seperti ini, haruslah dengan lemah lembut, perhatian dan kasih saying. Sebagaimana dibutuhkan juga untuk memberikan pemahaman dan tidak membedakan satu sama lain, menyediakan waktu luang untuk berbagi cerita, memberikan hadiah atas keberhasilan anak di sekolah yang telah berusaha sungguh-sungguh dan terus memotifasinya.

Emërtimet:

Khitan pada perempuan antara syara' dan realita.

Belakangan ini khitan pada perempuan selalu menjadi objek pembicaraan, terutama pada kalangan kaum feminis yang mendemontrasikan pelarangan khitan pada perempuan dengan dalil bahwa khitan tersebut menimbulkan bahaya fatal pada perempuan seperti merusak kesehatan reproduksi dan mengalami kesulitan dalam orgasme.


Kalau memang benar tuntutan kaum feminis pada pelarangan khitan tersebut apakah dapat diterima begitu saja tanpa mengemukakan alasan-alasan yang agamis dan logis sebelum merespon sikap kaum feminis, saya akan mengupas sedikit kronologis disyariatkannya khitan pada perempuan. Secara jelas masalah khitan memang tidak diperintahkan dalam Alqur'an baik khitan pada laki-laki ataupun pada perempuan sebagaimana pada perintah-perintah ibadah lainnya seperti sholat, puasa, zakat dan sebagainya yang diperintahkan secara jelas bahkan hadist yang menerangkan tentang khitan perempuan pun adalah hadist dhaif sebagaimana dalam riwayat dari Ibn Abbas: “Khitan itu disunahkan bagi laki-laki dan dimuliakan bagi perempuan ", namun secara tersirat perintah khitan termaktub kedalam perintah untuk mengikuti syariat dari salah seorang Rasul Allah yaitu Sayyidina Ibrahim AS.

Khitan merupakan estafet dari tradisi Ibrahim AS. Dialah orang yang pertama kali dikhitan. Selain proses bedah kulit bersifat fisik, khitan Ibrahim juga dimaksudkan sebagai simbol dan ikatan perjanjian suci (mîtsâq) antara dia dengan Tuhannya, Allah. Seseorang tidak diperkenankan memasuki kawasan suci Kalam Ilahi sebelum mendapat “stempel Tuhan” berupa khitan. Khitan yang melambangkan kesucian itu kemudian diikuti pengikut Ibrahim, laki-laki dan perempuan, hingga kini.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa praktek khitan pada perempuan sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang bahkan para antropolog menemukan, budaya khitan telah populer di masyarakat semenjak pra-Islam yang dibuktikan dengan ditemukannya mumi perempuan di Mesir Kuno abad ke-16 SM yang memiliki tanda clitoridectomy (pemotongan yang merusak alat kelamin). Pada abad ke-2 SM, khitan perempuan dijadikan ritual dalam prosesi perkawinan. Dalam penelitian lain ditemukan khitan telah dilakukan bangsa pengembara Semit, Hamit dan Hamitoid di Asia Barat Daya dan Afrika Timur, beberapa bangsa Negro di Afrika Timur dan Afrika Selatan dan di Indonesia sendiri, tepatnya di Museum Batavia, terdapat benda kuno yang memperlihatkan zakar telah dikhitan.

Kalau memang khitan dianggap sebagai sebuah penyiksaan kenapa Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk berkhitan, sementara Dia sendiri sebagai Rasul-Nya dan yang dijuluki sebagai khalilullah (kekasih Allah), tidaklah logis jika Allah menyiksa kekasihnya, tentu dibalik perintah ini banyak hikmah berharga yang maslahatnya lebih besar dari pada mafsadatnya. Konkritnya meskipun khitan pada perempuan hanya sebuah kemuliaan tetapi juga mengandung hikmah berharga sema seperti khitan pada laki-laki yang merupakan sebuah kewajiban

Khitan bagi lelaki dilakukan dalam bentuk hampir sama di semua tempat, yaitu pemotongan kulit kepala penis. Sedangkan khitan bagi perempuan dilakukan berbeda-beda: hanya sebatas membasuh ujung klitoris; menusuk ujung klitoris dengan jarum; membuang sebagian klitoris; membuang seluruh klitoris; dan membuang labia minora (bibir kecil vagina) serta seluruh klitoris, kemudian hampir seluruh labia majora (bibir luar vagina) dijahit, kecuali sebesar ujung kelingking untuk pembuangan darah menstruasi.

Secara medis, khitan bagi lelaki memiliki implikasi positif. Lapisan kulit penis terlalu panjang sehingga sulit dibersihkan. Bila tidak dibersihkan, kotoran yang biasa disebut smegma mengumpul sehingga dapat menimbulkan infeksi pada penis serta kanker leher rahim pada perempuan yang disetubuhinya. Secara medis juga dibuktikan, bagian kepala penis peka terhadap rangsangan karena banyak mengandung syaraf erotis sehingga kepala penis yang tidak disunat lebih sensitif daripada yang disunat dan sunat membantu mencegah ejakulasi dini.

Secara medis, khitan bagi perempuan belum ditemukan keuntungannya. Praktik amputasi alat kelamin perempuan tidak terlepas dari nilai kultur masyarakat. Perempuan dianggap tidak berhak menikmati kepuasan seksual sebab dia hanya pelengkap kepuasan seksual lelaki. Di samping itu, sebagian masyarakat meyakini perempuan memiliki nafsu seksual lebih tinggi dibanding lelaki. Cara efektif untuk mereduksi seksual perempuan ini, menurut mereka, adalah dengan mengkhitannya.

Keberatan yang dikemukakan dari kalangan feminis terhadap pelaksanaan khitan perempuan tidak pada tempatnya bila hal itu dilakukan demi kemaslahatan yang lebih besar (memberikan kemuliaan bagikaum wanita) yang konon lebih terkendali libidonya sehingga cukup dipotong sedikit dan dilakukan seringan mungkin agar tidak membahayakannya. Disamping itu selama 'perlakuan' terhadap fisik wanitauntuk menjadi identitas, kebutuhan dan kelazimannya (termasuk kelaziman agama) adalah suatu hal yang wajar dan bukan merupakan suatu tindak kekerasan atau penganiayaan sebagaimana tradisi tindik kuping dan hidung bagi kaum wanita yang tidak diprotes oleh kaum feminis.

Upacara Praktik khitan bagi perempuan di masyarakat agaknya dimaksudkan sebagai kontrol terhadap seksualitas perempuan. Dengan demikian, praktik khitan yang membuang sebagian atau seluruh klitoris, bahkan menjahit labia majora menjadi dibenarkan dalam nalar masyarakat patriark.

Sejumlah penelitian menemukan, praktik pemotongan klitoris menyebabkan perempuan mengalami kesulitan orgasme. Dengan teori tujuan pensyariatan hukum, disimpulkan praktik pemotongan klitoris menimbulkan kemudharatan sehingga tidak absah dilaksanakan. Hal ini berbeda dari praktik khitan yang hanya sekadar membasuh atau mencolek ujung klitoris dengan jarum. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Ummu Athiyyah, tukang khitan perempuan di Madinah: “Jangan berlebihan, karena hal itu adalah bagian kenikmatan perempuan dan kecintaan suami.” Dalam riwayat lain disebutkan: “Sentuh sedikit saja dan jangan berlebihan, karena hal itu penyeri wajah dan bagian kenikmatan suami.” (HR Abu Daud).

Emërtimet:

HASRAT INGIN TAHU MANUSIA

e premte, 22 qershor 2007

(Cikal Bakal Lahirnya Sebuah Penemuan)

Ilmu Pengetahuan berawal pada kekaguaman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos), maupun alam kecil (micro-cosmos). manusia sebagai animal rational dibekali hasrat ingin tahu. Sifat ingin tahu manusia telah dapat disaksikan sejak manusia masih kanak-kanak.

Pertanyaan-pertanyaan seperti "ini apa?", "itu apa?" telah keluar dari mulut kanak-kanak. Kemudian timbul pertanyaan-pertanyaan "mengapa begini?", "mengapa begitu", dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan semacam "bagaimana hal itu terjadi?", "bagaimana memecahkannya", dan sebagainya. Bentuk-bentuk pertanyaan seperti di atas itu juga telah ditemukan sepanjang sejarah manusia. Manusia berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan itu; dari dorongan ingin tahu manusia berusaha mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Di dalam sejarah perkembangan pikir manusia ternyata yang dikejar itu esensinya adalah pengetahuan yang benar, atau secara singkat disebut kebenaran.

Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inheren dapat dicapai manusia, baik melalui pendekatan non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-langkah tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar mengenai hal yang dipertanyakannya. Bahkan di kalangan masyarakat banyak pendekatan non-ilmiah ini yang banyak terjadi. Namun tidak semua orang melewati tertib pendekatan ilmiah itu untuk sampai kepada pengetahuan yang benar mengenai hal yang dipertanyakannya. Bahkan di kalangan masyarakat banyak pendekatan non-ilmiah inilah yang banyak terjadi.

A. Pendekatan Non-Ilmiah.
Ada beberapa pendekatan non-ilmiah ini yang banyak digunakan, yaitu (1) akal sehat, (2) prasangka, (3) intuisi, (4) penemuan kebetulan dan coba-coba, (5) pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis.

1. Akal Sehat
Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya mengandung persamaan. Menurut Conant yang dikuptip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep adalah kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus. Bagan konsep adalah seperangkat konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis.

Walaupun akal sehat yang berupa konsep dan bagan konsep itu dapat menunjukan hal yang benar,namun dapat pula menyesatkan. Suatu contoh misalnya akal sehat mengenai peranan hukuman dan ganjaran dalam pendidikan. Pada abad ke-19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik hukuman adalah alat utama dalam pendidikan. Penemuan ilmiah tenyata membantah kebenaran akal sehat tersebut. Hasil penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan menunjukan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama pendidikan, melainkan ganjaran.

2. Prasangka
Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Hal yang demikian itu, menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung mempersempit pengamatannya karena diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambinghitamkan orang lain. atau menyokong suatu pendapat. Orang sering cenderung melihat hubungan antar dua hal sebagai hubungan sebab-akibat yang langsung dan sederhana, padahal sesungguhnya gejala yang diamanati itu merupakan akibat dari berbagai hal. Dengan akal sehat orang cenderung ke arah pembuatan generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan prasangka.

3. Intuisi
Dalam pendekatan intuitif orang menentukan "pendapat" mengenai sesuatu berdasar atas "pengetahuan" yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang tidak dipikirkan lebih dahulu. Dengan intuisi orang memberikan penilaian tanpa didahului sesuatu renungan. Pencapaian pengetahuan yang demikian itu sukar dipercaya. Di sini tidak terdapat langkah-langkah yang sistematik dan terkendali.

Metode yang demikian itu biasa disebut metode a priori. Dalil-dalil seseorang yang a priopri cocok dengan penalaran, belum tentu cocok dengan pengalaman atau data empiris.

4. Penemuan coba-coba atau Kebetulan
Sepanjang sejarah manusia, penemuan secara kebetulan itu banyak terjadi, dan banyak di antaranya yang sangat berguna. Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, serta tidak melalui langkah-langkah yang sistematik dan terkendali (terkontrol).

Penemuan coba-coba (trial and Error) diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah. Usaha coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu.Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha; usaha yang berikutnya biasanya agak lain, yaitu lebih maju, dari pada yang mendahuluinya. Penemuan secara kebetulan pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.

5. Pendapat Otoritas Imiah dan Pikiran Kritis
Otoritas ilmiah adalah orang-orang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi dalam sesuatu bidang cukup banyak. Pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji, karena dipandang benar. Namun pendapat otoritas ilmiah itu tidak selamanya benar. Ada kalanya, atau bahkan sering, pendapat mereka itu ternyata tidak benar. karena pendapat tersebut tidak didasarkan pada penelitian, melainkan hanya didasarkan atas pemikiran logis. Kiranya jelas bahwa pendapat-pendapat sebagai hasil pemikiran yang demikian itu akan benar kalau premis-premisnya benar.

B. Pendekatan Ilmiah

Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah diperoleh melaui penelitian ilmiah dan dibangun di atas teori tertentu. Teori itu berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar atas data empiris. Teori itu dapat diuji (dites) dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya jika penelitian ulang dilakukan orang lain menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil terdahulu. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan perasaan. Cara penyimpulannya bukan subyektif, melainkan obyektif.

Dengan pendekatan ilmiah itu orang akan berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

Dengan ini terbuktilah betapa besarnya manfaat dari rasa ingin tahu manusia, Karenanya bisa menghasilkan penemuan-penemuan ilmiah baru yang tanpanya tidak akan pernah terlahir.


Syukron!............

Emërtimet: